10 Juni, 2008

Lanjutan

ketiga, Karunia iman (12:9). Karunia iman bukanlah iman yang menyelamatkan, yakni ketika seseorang datang kepada Kristus dan percaya kepadaNya (Roma 5:1; Yoh 3:16). Karunia iman ini adalah sebuah iman yang khusus yang hanya diberikan kepada beberapa orang saja. Hal ini nampak dari perkataan Paulus yang mengatakan:"kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman. Berarti karunia ini diberikan hanya kepada orang-orang tertentu saja. Karunia ini adalah iman yang mempercayai dan mentaati Tuhan walaupun menghadapi perlawanan dan penderitaan yang luar biasa. Contohnya adalah Nuh yang membuat kapal atas perintah Allah walaupun tidak ada laut (Ibr 11:7). contoh yang lain adalah Abraham bersedia mempersembahkan anaknya Ishak (Ibr 11:8-19) dan Musa yang memimpin umat Israel keluar dari perbudakan (Ibr 11:24-28).

Karunia iman juga mencakup mampu mengharapkan muzizat. Ia yakin bahwa Allah akan mengerjakannya. contohnya adalah nabi Elia memiliki iman yang luar biasa sehingga dia berani menantang 850 nabi Baal dan nabi Asyera di G. Karmel ( 1Raj 18). Karunia iman ini sering disebut sebagai iman yang dapat memindahkan gunung. (Mrk 11:22-24; bdk. 1 Kor 13:2; Luk 17:6).


 

keempat, karunia-karunia penyembuhan (12:9). Tuhan Yesus, Paulus dan gereja mula-mula hidup di dalam pengharapan bahwa Allah akan menyembuhkan umatNya yang sakit. Pengharapan ini didasarkan kepada janji Perjanjian Lama, bahwa pada zaman kedatangan Mesias, Allah akan menyembuhkan umatNya (Mat 8:17; Yes 53:4). Yes 53:4 ini dapat dimengerti dalam dua pengertian, yakni sebagai metafora untuk keselamatan (1 Petrus 2:24)dan sebagai janji adanya penyembuhan dari penyakit (Mat 8:17). Di dalam kisah para rasul penyembuhan menyertai pelayanan Paulus, bahkan kuasa penyembuhan itu sendiri merupakan sebuah bukti dari kerasulannya. (2 Kor 12:12).

Hal yang menarik dari penyembuhan ini adalah istilah karunia penyembuhan. ada dua kali, Paulus mendaftarkan karunia penyembuhan, yakni di dalam ayat 28 dan ayat 30. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dari kata "karunia penyembuhan" ini, yakni pertama, karunia menyembuhkan diberikan buikan kepada orang yang sakit, melainkan kepada seseorang yang Allah akan pakai untuk menyembuhkan orang sakit. Kedua, karunia penyembuhan bukanlah karunia yang permanen atau menetap pada diri seseorang. Alasannya adalah Paulus memakai bentuk jamak, the gifts of healing atau diterjemahkan "karunia-karunia penyembuhan". Dalam setiap peristiwa


 


 

penyembuhan, maka satu karunia penyembuhan yang tunggal yang bekerja. Bentuk jamak dari karunia-karunia penyembuhan, menunjukkan kepada beberapa peristiwa penyembuhan yang akan terjadi. Namun tidak setiap penyembuhan akan terlaksana. Ini berarti bahwa setiap peristiwa penyembuhan merupakan sebuah manifestasi dari karunia ini dan bukan dimiliki secara permanen oleh seseorang. Kuasa penyembuhan tidak dimiliki secara permanen oleh seseorang. Setiap peristiwa penyembuhan merupakan sebuah karunia yang akan terlaksana di dalam ketentuan dan kehendak Allah sendiri. Orang yang hari ini bisa memiliki karunia untuk menyembuhkan seseorang yang sakit, belum tentu memiliki karunia itu untuk menyembuhkan orang lain. Paulus menyembuhkan banyak orang (Kis 19:11-12), tetapi rekannya Timotius dan Trofimus menderita sakit (1 Tim 5:23; 2 Tim 4:20) bahkan dia sendiri mendeirta penyakit ( 2Kor 12:7-9). Karunia penyembuhan merupakan sebuah momentum-momentum, tidak dapat dipakai secara otomatis. Karunia penyembuhan yang diberikan ini, mesti dibedakan dari pelayanan penyembuhan yang ditugaskan kepada para penatua jemaat (Yak 5:14-15). Pelayanan ini tidak bergantung kepada karunia, tetapi merupakan tugas secara umum untuk merawat serta mendoakan orang yang sakit.


 

Kelima, Karunia untuk mengadakan mujizat (12:10). Defenisi Muzizat adalah suatu peristiwa luar biasa yang menyatakan kuasa Allah. Tujuan pekerjaan mujizat adalah bukan untuk menentang atau merombak hukum-hukum alam, tetapi untuk mengingatkan manusia kepada Dia yang menciptakan alam semesta dan tetap berkuasa di atasnya. Mujizat dikerjakan untuk melindungi umat Allah yang berada dalam keadaan bahaya (Mrk 4:35-41; Kis 5:17-21), untuk melaksanakan hukuman (Kis 5:7-11), dan terutama sekali untuk meneguhkan pemberitaan firman Tuhan dengan menyatakan kuasa Allah (1 Raj 13:1-6; Yoh 2:11; Gal 3:5; Ibr 2:4). karunia mujizat juga memiliki bentuk jamak, yang artinya, karunia tersebut tidak menetap pada diri seseorang.


 

Keenam, Karunia untuk bernubuat (12:10). Karunia untuk bernubuat adalah foretelling (meramalkan peristiwa mendatang) dan yang lebih utama adalah forthtelling (mengingatakan umatNya akan kehendak Allah). Nubuatan dalam PB juga mencakup "kotbah". Ketika pengkotbah diyakinkian oleh Roh Kudus mengenai pesan yang akan disampaikannya, maka ini juga termasuk nubuat. David Hill:" nubuatan kristen adalah mereka yang memahami makna dari kitab suci, merasakan kekuatan kuasanya dalam hidup pribadinya, dalam gereja dan masyarakat dan memberitakan pesan itu tanpa merasa takut. David Hill, New Testament Prophecy (London:Marshall, Morgan & Scott, 1979)213. Nubuatan mereka tidaklah sama dengan kitab suci.


 

ketujuh: membedakan bermacam-macam roh. 1 Kor 12:10. Karunia ini berfungsi membedakan antara ilham yang berasal dari Roh Kudus dengan ilham yang berasal dari roh-roh lain. Fungsinya adalah membedakan antara nubuat yang benar dan nubuat yang palsu. (1 Tes 5:19-21; 2 Tes 2:1-2). Karunia ini juga diperlukan dalam mengusir setan untuk mengetahui kehadiran setan di dalam diri seseorang (Mrk 5:7-10). Jika tidak memilikin karunia ini, maka orang yang gila dianggap kerasukan setan, atau orang yang kerasukan setan dianggap sebagai orang gila.


 

Bahasa roh akan dibahas di dalam 1Korintus 14


 

Yohannis Trisfant

PENAFSIRAN

1 Korintus 12:1-3

Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. (2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. (3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.


 

12:1. Di dalam ayat 1 ini, Paulus tidak bermaksud memberikan sebuah informasi yang baru mengenai karunia roh, melainkan sebuah koreksi terhadap pengertian mereka.


 

12:2 Paulus mengingatkan keadaan mereka dahulu sebelum mengenal Allah. Apa yang terjadi dengan mereka sebelumnya? Mereka tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala bisu. Mereka dibawa secara paksa. Maksudnya adalah mereka terpengaruh oleh Iblis atau roh-roh jahat yang terlibat dalam penyembahan berhala, sehingga terjadi kemasukan setan (bdk. 1 Kor 10:21; Ul 32:17) atau ekstase. Paulus disini mencoba mengkotraskan pengalaman mereka sebelum percaya dengan pengalaman mereka setelah percaya kepada Kristus Apakah yang dikontraskan disini? Tentunya keadaan ketika mereka berbahasa roh. Sebelum mereka percaya, mereka juga pernah mengalami kondisi ekstasi, namun bukan oleh Roh Kudus, melainkan oleh kuasa-kuasa yang ada dibalik berhala yang mereka sembah. DKl. Paulus hendak mengatakan bahwa berbahasa roh itu bukanlah bukat adanya kehadirann Roh Kudus.


 

12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus


 

Disini Paulus melanjutkan kalimatnya yang terdapat di ayat 2. Di ayat 2, Paulus mengukapkan bahwa mereka dahulu juga ditarik, atau mengalami ekstasi oleh roh setan. Dan sekarang mereka yang menerima karunia berbahasa roh, juga mengalami keadaan yang sama, namun bukan lagi dikuasai oleh roh setan, melainkan oleh Roh Kudus. Mereka yang berbahasa lidah oleh pimpinan Roh Kudus, tentu tidak akan mengatakan:" terkutuklah Yesus. Mereka yang berbahasa roh oleh pimpinan Roh Kudus tentunya akan mengaku Yesus adalah Tuhan. Lalu apa perbedaan dan persamaan antara berbahasa roh oleh karena roh setan dan berbahasa roh oleh karena Roh Kudus? Persamaannya adalah sama-sama dikuasai oleh roh, yang satu roh setan dan yang lainnya oleh Roh Kudus. Perbedaannya apa? Yang satu dkuasai oleh roh setan dan satunya dikuasai oleh Roh Kudus. Namun masalahnya adalah bagaimana membedakan antara roh setan dan Roh Kudus? Cara membedakannya adalah Roh Kudus akan meninggikan Yesus dan mengaku Yesus adalah Tuhan. Dkl, Bukti dari kehadiran Roh Kudus adalah Yesus ditinggikan. Bahasa roh bukanlah merupakan bukti kehadiran Roh Kudus. Karena di dalam bahasa roh, bisa terjadi, ucapannya mengutuk Yesus. Beberapa ahli berpendapat bahwa perkataan:"terkutuklah Yesus" pernah diucapkan oleh beberapa orang Kristen dalam keadaan ekstase, yakni sewaktu mereka tidak sadar dengan apa yang mereka katakan. (barret, Bruce, Dunn). . Paulus hendak mengingatkan jemaat korintus dalam ayat 3 ini bahwa kehadiran Roh Kudus, ditandai dengan cara Yesus ditinggikan dan dimuliakan


 


 


 


 

1 Korintus 12:4-31 Perlunya keanekaragaman

Sekarang Paulus memulai pembahasannya mengenai bahasa roh dengan menekankan perlunya berbagai macam manifestasi dari satu Roh. Argumen ini dibagi atas tiga bagian


 

    Di dalam ayat 4-11, Paulus mengungkapkan bahwa keanekaragaman didalam sebuah kesatuan adalah karakter Allah sendiri.

    Di dalam ayat 12-26, Paulus menguatkan kembali semua ini dengan analogi tubuh Kristus.

    Dan terakhir, dalam ayat 27-31, Paulus mengulangi kembali daftar karunia dengan kombinasi karunia roh dan orangnya (27-31). Penekanannya kembali diulangi, bahwa tidak semuanya sama, dan tidak semua mendapatkan karunia dengan cara yang sama.

Point Paulus jelas, bahwa hal yang sangat penting dalam gereja yang shat adalah keanekaragaman, dan bukan keseragaman. Semua ini dikerjakan oleh Allah dan merupakan bagian dari tujuan ilahiNya. Ini merupakan point yang terus diulang oleh Paulus dalam ayat 6,7,11,18,24,28.

a.    Kenekaragaman dan karunia-karunia (12:4-11).

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Semua yang tercantum dalam ayat 4-11 ini hanya memiliki dua ide mendasar, yakni ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Hal ini jelas terlihat dari sturukturnya.

4 Ada RUPA-RUPA karunia , tetapi satu Roh

5. Dan ADA RUPA-RUPA pelayanan tetapi satu Tuhan

6. Dan ADA BERBAGAI-BAGAI perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu

yang mengerjakan SEMUANYA DALAM SEMUA ORANG


 

7. Tetapi kepada TIAP-TIAP ORANG dikaruniakan penyataan Roh


untuk kepentingan bersama.


 

8. Sebab KEPADA YANG SEORANG Roh memberikan karunia untuk berkata-kata

dengan hikmat,


 

KEPADA YANG LAIN Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata

dengan pengetahuan


 

9. KEPADA YANG SEORANG Roh yang sama memberikan iman,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.


 

10. KEPADA YANG SEORANG Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk bernubuat,

KEPADA YANG LAIN lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-

macam roh.

KEPADA YANG SEORANG Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan

bahasa roh,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu


 

11. TETAPI SEMUANYA INI dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang MEMBERIKAN KARUNIA KEPADA TIAP-TIAP ORANG SECARA KHUSUS, seperti yang dikehendaki-Nya.


 

Penekanan dari ayat 4-11 mudah terlihat oleh kita. Keanekaragaman berakar di dalam Allah sendiri. (4-6). Allah memberikan berbagai macam karunia yang berbeda kepada orang yang berbeda untuk kebaikan jemaat (7). Point ini diperjelas dalam ayat 8-10. Ayata 11 menyimpulkan dengan cara mengulangi kembali dan memperkuat hal-hal yang telah disebutkan.


 

Tujuan Paulus dalam ayat 4-11 ini bukanlah hendak menyebutkan jumlah dan macamnya karunia karunia rohani. Daftar karunia-karunia rohani yang disebutkan oleh Paulus dalam ayat 8-10 bukanlah daftar yang lengkap dari karunia-karunia rohani, karena banyak karunia lagi yang disebutkan dalam daftar-daftar yag lain (Roma 12:6-8; I Kor 12:28-30; 13:1-3; Ef 4:11). Daftar itu hanyalah mewakili berbagai macam karunia rohani. Tujuan Paulus disini adalah agar jemaat Korintus mempertimbangkan daftar-daftar karunia rohani itu, sehingga mereka berhenti menekankan kepada satu karunia saja, yakni karunia berbahasa roh.


 

8-10. Ada pendapat mengatakan bahwa daftar karunia dalam ayat 8-10 ini disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Karunia yang paling pertama disebutkan, adalah karunia yang paling penting atau paling tinggi derajatnya, sedangkan yang terakhir disebutkan adalah karunia yang paling tidak penting atau paling rendah derajatnya dibandingkan dengan karunia-karunia yang lain (F.F Burce) Sedangkan ahli yang lain, mengatakan bahwa karunia-karunia ini disusun berdasarkan pengertiannya. Penyusunannya terdiri atas: Karunia yang bersifat umum (berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan), karunia dengan kuasa supranatural (iman, penyembuhan dan muzizat), karunia perkataan (nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berkata-kata dengan bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh). Hal ini dikemukakan oleh J.W.MacGorman, the gifts of the spirit: an exposition of 1 corinthians 12-14 (Nashville, 1974 35.

Gordon Fee, mengatakan bahwa daftar karunia ini digolongkan menurut sifatnya yang terlihat. Selama ini jemaat korintus menganggap, karunia bahasa roh ini yang paling terlihat dan karena merupakan penyataan hadirnya Roh Kudus di tengah-tengah jemaat. Paulus menambahkan lagi daftar karunia yang lain dalam suratnya, supaya jemaat Korintus menyadari bahwa sebenarnya orang lain juga memiliki karunia supranatural yang bisa terlihat, misalnya menyembuhkan, muzizat. Penyataan Roh Kudus, bukan hanya di bagian berbahasa lidah, tetapi juga di dalam daftar karunia yang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan Paulus menuliskan suratnya dalam 1 kor 12-14, yakni untuk mengoreksi kesalahpahaman mereka akan karunia bahasa roh.


 

Kita akan melihat satu demi satu karunia-karunia yang ada dalam ayat 8-10.

Pertama, Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (12:8). logos sofias. Roh Kudus menyatakan diri bukan hanya melalui bahasa roh, melainkan juga ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain dengan hikmat Allah. Kota Korintus adalah kota yang cukup besar dan maju dan tentu saja anggota jemaat korintus memiliki pendidikan yang tinggi (1 Kor 3:18; 8:1-2; bdk 1:26). Namun hikmat yang dimaksud oleh Paulus disini adalah bukan hikmat duniawi melainkan hikmat Allah sendiri (1 Kor 2:6-10). Hikmat adalah mengerti fakta-fakta yang sudah diketahui dan menerapkannya dalam keadaan tertentu. Perkataan hikmat berarti berkata-kata dengan bijaksana, yaitu mengungkapkan suatu hikmat kebijaksanaan yang berasal bukan dari manusia melainkan dari Allah sendiri. contohnya adalah keputusan Salomo dalam 1 Raja 3:16-28. contoh lain adalah perkataan Yakobus yang bijaksana berhasil memecahkan persoalan hangat dalam sidang


 


 

di Yerusalem (Kis 15:13-21). Perkataan Yakobus itu diakui sebagai perkataan yang diberikan oleh Roh Kudus. Perkataan hikmat ini berguna dalam menghadapi situasi sulit atau berbahaya. Yesus sering menunjukkan hikmat ilahi ini. ketika Dia menghadapi perlawanan dan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak, Yesus sanggup menjawab dengan tepat sehingga para lawannnya terdiam. (Luk 13:15-17; 20:3-8,24-26,34-40). Tuhan Yesus menjanjikan kepada murid-muridNya kesanggupan untuk berkata kata dengan hikmat apabila berada di dalam kesulitan (Luk 12:11-12; 21:14-15 bdk. Kis 6:9-10; Ef 1:17). Pemberitaan mengenai Kristus yang tersalib juga merupakan contoh dari hikmat Allah. 1 Kor 2:6,7.Jemaat Korintus yang memberitakan Kristus yang tersalib, berarti sedang berkata-kata hikmat.

Kedua, Karunia berkata kata dengan pengetahuan. (12:8). logos gnoseos. Perkataan pengetahuan ini sejajar dengan karunia perkataan hikmat. Ada hubungan yang erat antara hikmat dan pengetahuan dalam pikiran Paulus (Rom 11:33; 1 Kor 1-2; Kol 1:9; 2:3). Pengetahuan adalah mengetahui fakta-fakta sedangkan hikmat adalah kemampuan untuk mengerti maknanya dan menerapkannya di dalam situasi tertentu. Robertson dan Plummer : karunia perkataan pengetahuan adalah pengertian dan pengungkapan asas-asas Injil (Ef 1:9,17). Karunia ini sebenarnya hampir sama dengan pengajaran. Karunia perkataan bisa juga dimengerti sebagai sebuah penyataan khusus dari Allah yang berisi informasi atau pengetahuan tertentu. (1 Sam 10:22; 2 Raj 5:20-27; Yoh 4:17-18; Kis 5:3-4; 9:11-12). Secara sederhana, Karunia berkata kata dengan pengetahuan adalah pernyataan fakta-fakta atau asas-asa yang perlu diketahui dalam situasi tertentu. Sifat karunia ini bukan intelektual, melainkan kemampuan yang diberikan Roh Kudus untuk mengucapkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu dengan tepat dan jelas. Tentunya hal ini juga berhubungan dengan belajar. Namun orang yang belajar belum tentu mampu mengucapkan pengetahuannya dengan tepat dan jelas. Hal ini merupakan karunia.

Yohannis Trisfant

KARUNIA ROH DAN ORANG YANG ROHANI1 KORINTUS 12-14


 

Garis Besar I Korintus 12-14


 

Mengapa Paulus menuliskan tema mengenai karunia roh dan orang yang rohani ini dalam 1 Korintus 12-14? Jika kita melihat dari 1 Korintus 12 saja, maka kita bisa berpikir bahwa jemaat Korintus ini menanyakan mengenai karunia roh dan dalam pasal 12 , Paulus menjawab pertanyaannya. Namun jika kita melihat dari pasal 14, maka kelihatannya, Paulus bukan sedang menjawab pertanyaan dalam arti memberikan informasi, melainkan sedang memberikan koreksi atas kesalahan pahaman jemaat mengenai karunia roh. Masalah yang pasti sedang dihadapi oleh jemaat Korintus adalah penyimpangan mengenai karunia bahasa lidah. Hal ini nampak dalam pola surat Paulus dalam pasal 12-14. Polanya adalah A-B-A. Paulus memulai di pasal 12 dengan karunia rohani secara umum (A), kemudian Paulus menyisipkan sebuah selingan teologi di pasal 13 (B), dan akhirnya kembali di pasal 14, Paulus membahas secara lebih spesifik karunia bahasa lidah (A).


 

Karena, puncak dari argument Paulus terdapat di dalam pasal 14, maka kita akan memulai analisa kita dari pasal 14. Argumen Paulus ini terbagi atas dua bagian:

    Pertama, 14:1-25, Paulus mengkotraskan antara bahasa roh (bahasa yang tidak dapat dimengerti) dengan karunia untuk bernubuat (bahasa yang dapat dimengerti). Paulus menegaskan bahwa bahasa yang dapat dimengerti mutlak diperlukan dalam pertemuan jemaat, baik itu untuk kepentingan jemaat (1-19), karena bahasa yang dapat dimengerti dapat membangun kerohanian mereka maupun untuk kepentingan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus (20-25), karena hanya dengan bahasa yang dapat dimengertilah yang dapat memimpin kepada pertobatan.

    Kedua, 14:26-40, Paulus memberikan beberapa arahan khusus, dimulai dengan bahasa lidah. Paulus menekankan mutlak adanya aturan dalam pertemuan jemaat.


 


 

Dua hal yang berhubungan muncul dari argument ini. Pertama, adalah masalah ibadah bersama (14: 18-19,23,26) dan kedua adalah koreksi terhadap penyalahgunaan bahasa lidah dalam jemaat (14:12,23,33,40).


 

Karena ini merupakan fokus dari pasal 14, maka masuk di akal jika kita menganggap bahwa argument dalam pasal 12 dan 13 akan memimpin kepada koreksi-koreksi dalam pasal 14 ini.


 

Oleh karena itu, garis besar 1 Koritus 12 adalah:

    1 Korintus 12:1-13 Paulus mengemukakan mengenai orang yang memiliki Roh Kudus dan yang tidak memiliki Roh.

    Selanjutnya dalam ayat 4-11, Paulus menekankan perlunya bermacam-macam karunia dan pernyataannya di dalam kesatuan Roh ini

    Ayat 12-26, Paulus menggambarkan bermacam-macam karunia roh ini dan kesatuannya melalui analogi tubuh manusia.

    Kesimpulan 1 Korintus 12 terdapat dalam ayat 27-30.


 

Perlu untuk dicatat bahwa di dalam tiga pasal ini, hanya karunia bahasa roh yang terus muncul dalam daftar karunia. Dalam pasal 12, bahasa roh ini merupakan konklusi dalam setiap daftar yang ada. Perhatikan daftar dalam I Kor 12:7-10 dan I Kor 12: 27-30. Bahasa roh kembali muncul dalam I Kor 13:1 dan 14:6. Bahasa roh ini kembali dimunculkan oleh Paulus dalam permulaan pasal 13 dan 14, karena inilah merupakan problemnya.


 

Dalam I Korintus 13, Paulus mengungkapkan masalah yang dihadapi oleh jemaat Korintus. Keinginan yang besar dari jemaat Korintus terhadap bahasa roh membuat mereka gagal untuk mengasihi satu sama lain. Kasih bukanlah lawan dari bahasa lidah, tetapi sebagai suatu unsur yang perlu dalam mengekspresikan karunia-karunia roh.

Yohannis Trisfant

PENDAHULUAN SURAT KORINTUS

  1. Kota Korintus

Kota korintus terletak di tengah-tengah negeri Yunani, dan strategis untuk perdagangan. Penduduk kota ini terdiri atas berbagai macam bangsa dan ras, baik itu orang Yunani asli, orang Romawi, orang-orang Yahudi yan diusir dari tempat lain (Kis 18:2) dan banyak bangsa lain yang datang ke sana untuk berdagang.

Di kota itu juga terdapat banyak macam agama, termasuk agama agama roma dan Yunani, iman kepercayaan dari dunia Timurdan agama Yahudi dari Palestina. Boleh dikatakan korintus adalah kota internasional. Jemaat Korintus juga terdiri dari beberapa bangsa dan golongan masyarakat (1 Kor 1:26; 7:18-21; 10:1; 12:2)

Paulus menulis surat korintus antara 53-57 M di kotab Eefesus (1 kor 16:8). Sebenarnya dia pernah menulis surat kepada jemaat Korintus sebelumnya (1 Kor 5:9), tetapi surat tersebut hilang.

Paulus sendiri yang mendirikan jemaat Korintus (kis 18:1-18).


 

  1. Tujuan dari penulisan surat Korintus

Ada dua tujuan: pertama, Paulus sudah mendengar tentang keadaan yang tidak teratur dalam jemaat di Korintus dan oleh karena itu dia menghadapai masalah-masalah itu ( 1 Kor 1:11; bdk. 5:1; 11:18; 15:12; 16:17). Kedua, Paulus sudah menerima surat dari jemaat Korintus yang mengajukan beberapa pertanyaan dan dia menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ( 1 Kor 7:1; bdk. 7:25; 8:1; 12:1; 16:1,12)


 


 

C. Ikhtisar


 

I KORINTUS: PERSOALANPERSOALAN DI DALAM GEREJA

I.        ucapan Salam    1:19

II        Jawaban atas Laporan dari 'keluarga Kloe    1:106:20

        Perpecahan dalam Jemaat         1:103:23


 

Pembelaan Paulus tentang Pelayanannya            4:121

Kecamm tentang Perilaku Amoral            5:113

Kecaman tentang Pengadilan di antara Jcmaat            6:111

Jawaban Terhadap Kebebasan 6:1220        


 


 

III. Jawaban atas PertanyaanPertanyaan dalam            

    Surat yang Diterima Paulus            7:116:9            

        Perkawinan            7:124

        Hidup Selibat            7:2540    

        Persembahan Terhadap Berhala            8:111:1

        Ditinjau dari Sudut Berhala            8:113

        Ditinjau dari Sudut Kebebasan            9:127

Ditinjau dari Sudut Hubungan dengan Tuhan 10:122


 

Ditinjau dari Hubungan dengan Sesama    10:2311:1


 

        Persoalan Ibadat             11:234

        Tutup Kepala            11:216

        Perjamuan Kudus            11:17:34

        Karunia Rohani            12:114.40

        Kebangkitan Tubuh            15:158

    Pengumpulan Dana            16:19


 

IV. Salam Penutup                            16:1024


 

Yohannis Trisfant