10 Juni, 2008

PENAFSIRAN

1 Korintus 12:1-3

Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. (2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. (3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.


 

12:1. Di dalam ayat 1 ini, Paulus tidak bermaksud memberikan sebuah informasi yang baru mengenai karunia roh, melainkan sebuah koreksi terhadap pengertian mereka.


 

12:2 Paulus mengingatkan keadaan mereka dahulu sebelum mengenal Allah. Apa yang terjadi dengan mereka sebelumnya? Mereka tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala bisu. Mereka dibawa secara paksa. Maksudnya adalah mereka terpengaruh oleh Iblis atau roh-roh jahat yang terlibat dalam penyembahan berhala, sehingga terjadi kemasukan setan (bdk. 1 Kor 10:21; Ul 32:17) atau ekstase. Paulus disini mencoba mengkotraskan pengalaman mereka sebelum percaya dengan pengalaman mereka setelah percaya kepada Kristus Apakah yang dikontraskan disini? Tentunya keadaan ketika mereka berbahasa roh. Sebelum mereka percaya, mereka juga pernah mengalami kondisi ekstasi, namun bukan oleh Roh Kudus, melainkan oleh kuasa-kuasa yang ada dibalik berhala yang mereka sembah. DKl. Paulus hendak mengatakan bahwa berbahasa roh itu bukanlah bukat adanya kehadirann Roh Kudus.


 

12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus


 

Disini Paulus melanjutkan kalimatnya yang terdapat di ayat 2. Di ayat 2, Paulus mengukapkan bahwa mereka dahulu juga ditarik, atau mengalami ekstasi oleh roh setan. Dan sekarang mereka yang menerima karunia berbahasa roh, juga mengalami keadaan yang sama, namun bukan lagi dikuasai oleh roh setan, melainkan oleh Roh Kudus. Mereka yang berbahasa lidah oleh pimpinan Roh Kudus, tentu tidak akan mengatakan:" terkutuklah Yesus. Mereka yang berbahasa roh oleh pimpinan Roh Kudus tentunya akan mengaku Yesus adalah Tuhan. Lalu apa perbedaan dan persamaan antara berbahasa roh oleh karena roh setan dan berbahasa roh oleh karena Roh Kudus? Persamaannya adalah sama-sama dikuasai oleh roh, yang satu roh setan dan yang lainnya oleh Roh Kudus. Perbedaannya apa? Yang satu dkuasai oleh roh setan dan satunya dikuasai oleh Roh Kudus. Namun masalahnya adalah bagaimana membedakan antara roh setan dan Roh Kudus? Cara membedakannya adalah Roh Kudus akan meninggikan Yesus dan mengaku Yesus adalah Tuhan. Dkl, Bukti dari kehadiran Roh Kudus adalah Yesus ditinggikan. Bahasa roh bukanlah merupakan bukti kehadiran Roh Kudus. Karena di dalam bahasa roh, bisa terjadi, ucapannya mengutuk Yesus. Beberapa ahli berpendapat bahwa perkataan:"terkutuklah Yesus" pernah diucapkan oleh beberapa orang Kristen dalam keadaan ekstase, yakni sewaktu mereka tidak sadar dengan apa yang mereka katakan. (barret, Bruce, Dunn). . Paulus hendak mengingatkan jemaat korintus dalam ayat 3 ini bahwa kehadiran Roh Kudus, ditandai dengan cara Yesus ditinggikan dan dimuliakan


 


 


 


 

1 Korintus 12:4-31 Perlunya keanekaragaman

Sekarang Paulus memulai pembahasannya mengenai bahasa roh dengan menekankan perlunya berbagai macam manifestasi dari satu Roh. Argumen ini dibagi atas tiga bagian


 

    Di dalam ayat 4-11, Paulus mengungkapkan bahwa keanekaragaman didalam sebuah kesatuan adalah karakter Allah sendiri.

    Di dalam ayat 12-26, Paulus menguatkan kembali semua ini dengan analogi tubuh Kristus.

    Dan terakhir, dalam ayat 27-31, Paulus mengulangi kembali daftar karunia dengan kombinasi karunia roh dan orangnya (27-31). Penekanannya kembali diulangi, bahwa tidak semuanya sama, dan tidak semua mendapatkan karunia dengan cara yang sama.

Point Paulus jelas, bahwa hal yang sangat penting dalam gereja yang shat adalah keanekaragaman, dan bukan keseragaman. Semua ini dikerjakan oleh Allah dan merupakan bagian dari tujuan ilahiNya. Ini merupakan point yang terus diulang oleh Paulus dalam ayat 6,7,11,18,24,28.

a.    Kenekaragaman dan karunia-karunia (12:4-11).

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Semua yang tercantum dalam ayat 4-11 ini hanya memiliki dua ide mendasar, yakni ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Hal ini jelas terlihat dari sturukturnya.

4 Ada RUPA-RUPA karunia , tetapi satu Roh

5. Dan ADA RUPA-RUPA pelayanan tetapi satu Tuhan

6. Dan ADA BERBAGAI-BAGAI perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu

yang mengerjakan SEMUANYA DALAM SEMUA ORANG


 

7. Tetapi kepada TIAP-TIAP ORANG dikaruniakan penyataan Roh


untuk kepentingan bersama.


 

8. Sebab KEPADA YANG SEORANG Roh memberikan karunia untuk berkata-kata

dengan hikmat,


 

KEPADA YANG LAIN Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata

dengan pengetahuan


 

9. KEPADA YANG SEORANG Roh yang sama memberikan iman,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.


 

10. KEPADA YANG SEORANG Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk bernubuat,

KEPADA YANG LAIN lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-

macam roh.

KEPADA YANG SEORANG Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan

bahasa roh,

KEPADA YANG LAIN Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu


 

11. TETAPI SEMUANYA INI dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang MEMBERIKAN KARUNIA KEPADA TIAP-TIAP ORANG SECARA KHUSUS, seperti yang dikehendaki-Nya.


 

Penekanan dari ayat 4-11 mudah terlihat oleh kita. Keanekaragaman berakar di dalam Allah sendiri. (4-6). Allah memberikan berbagai macam karunia yang berbeda kepada orang yang berbeda untuk kebaikan jemaat (7). Point ini diperjelas dalam ayat 8-10. Ayata 11 menyimpulkan dengan cara mengulangi kembali dan memperkuat hal-hal yang telah disebutkan.


 

Tujuan Paulus dalam ayat 4-11 ini bukanlah hendak menyebutkan jumlah dan macamnya karunia karunia rohani. Daftar karunia-karunia rohani yang disebutkan oleh Paulus dalam ayat 8-10 bukanlah daftar yang lengkap dari karunia-karunia rohani, karena banyak karunia lagi yang disebutkan dalam daftar-daftar yag lain (Roma 12:6-8; I Kor 12:28-30; 13:1-3; Ef 4:11). Daftar itu hanyalah mewakili berbagai macam karunia rohani. Tujuan Paulus disini adalah agar jemaat Korintus mempertimbangkan daftar-daftar karunia rohani itu, sehingga mereka berhenti menekankan kepada satu karunia saja, yakni karunia berbahasa roh.


 

8-10. Ada pendapat mengatakan bahwa daftar karunia dalam ayat 8-10 ini disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Karunia yang paling pertama disebutkan, adalah karunia yang paling penting atau paling tinggi derajatnya, sedangkan yang terakhir disebutkan adalah karunia yang paling tidak penting atau paling rendah derajatnya dibandingkan dengan karunia-karunia yang lain (F.F Burce) Sedangkan ahli yang lain, mengatakan bahwa karunia-karunia ini disusun berdasarkan pengertiannya. Penyusunannya terdiri atas: Karunia yang bersifat umum (berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan), karunia dengan kuasa supranatural (iman, penyembuhan dan muzizat), karunia perkataan (nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berkata-kata dengan bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh). Hal ini dikemukakan oleh J.W.MacGorman, the gifts of the spirit: an exposition of 1 corinthians 12-14 (Nashville, 1974 35.

Gordon Fee, mengatakan bahwa daftar karunia ini digolongkan menurut sifatnya yang terlihat. Selama ini jemaat korintus menganggap, karunia bahasa roh ini yang paling terlihat dan karena merupakan penyataan hadirnya Roh Kudus di tengah-tengah jemaat. Paulus menambahkan lagi daftar karunia yang lain dalam suratnya, supaya jemaat Korintus menyadari bahwa sebenarnya orang lain juga memiliki karunia supranatural yang bisa terlihat, misalnya menyembuhkan, muzizat. Penyataan Roh Kudus, bukan hanya di bagian berbahasa lidah, tetapi juga di dalam daftar karunia yang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan Paulus menuliskan suratnya dalam 1 kor 12-14, yakni untuk mengoreksi kesalahpahaman mereka akan karunia bahasa roh.


 

Kita akan melihat satu demi satu karunia-karunia yang ada dalam ayat 8-10.

Pertama, Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (12:8). logos sofias. Roh Kudus menyatakan diri bukan hanya melalui bahasa roh, melainkan juga ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain dengan hikmat Allah. Kota Korintus adalah kota yang cukup besar dan maju dan tentu saja anggota jemaat korintus memiliki pendidikan yang tinggi (1 Kor 3:18; 8:1-2; bdk 1:26). Namun hikmat yang dimaksud oleh Paulus disini adalah bukan hikmat duniawi melainkan hikmat Allah sendiri (1 Kor 2:6-10). Hikmat adalah mengerti fakta-fakta yang sudah diketahui dan menerapkannya dalam keadaan tertentu. Perkataan hikmat berarti berkata-kata dengan bijaksana, yaitu mengungkapkan suatu hikmat kebijaksanaan yang berasal bukan dari manusia melainkan dari Allah sendiri. contohnya adalah keputusan Salomo dalam 1 Raja 3:16-28. contoh lain adalah perkataan Yakobus yang bijaksana berhasil memecahkan persoalan hangat dalam sidang


 


 

di Yerusalem (Kis 15:13-21). Perkataan Yakobus itu diakui sebagai perkataan yang diberikan oleh Roh Kudus. Perkataan hikmat ini berguna dalam menghadapi situasi sulit atau berbahaya. Yesus sering menunjukkan hikmat ilahi ini. ketika Dia menghadapi perlawanan dan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak, Yesus sanggup menjawab dengan tepat sehingga para lawannnya terdiam. (Luk 13:15-17; 20:3-8,24-26,34-40). Tuhan Yesus menjanjikan kepada murid-muridNya kesanggupan untuk berkata kata dengan hikmat apabila berada di dalam kesulitan (Luk 12:11-12; 21:14-15 bdk. Kis 6:9-10; Ef 1:17). Pemberitaan mengenai Kristus yang tersalib juga merupakan contoh dari hikmat Allah. 1 Kor 2:6,7.Jemaat Korintus yang memberitakan Kristus yang tersalib, berarti sedang berkata-kata hikmat.

Kedua, Karunia berkata kata dengan pengetahuan. (12:8). logos gnoseos. Perkataan pengetahuan ini sejajar dengan karunia perkataan hikmat. Ada hubungan yang erat antara hikmat dan pengetahuan dalam pikiran Paulus (Rom 11:33; 1 Kor 1-2; Kol 1:9; 2:3). Pengetahuan adalah mengetahui fakta-fakta sedangkan hikmat adalah kemampuan untuk mengerti maknanya dan menerapkannya di dalam situasi tertentu. Robertson dan Plummer : karunia perkataan pengetahuan adalah pengertian dan pengungkapan asas-asas Injil (Ef 1:9,17). Karunia ini sebenarnya hampir sama dengan pengajaran. Karunia perkataan bisa juga dimengerti sebagai sebuah penyataan khusus dari Allah yang berisi informasi atau pengetahuan tertentu. (1 Sam 10:22; 2 Raj 5:20-27; Yoh 4:17-18; Kis 5:3-4; 9:11-12). Secara sederhana, Karunia berkata kata dengan pengetahuan adalah pernyataan fakta-fakta atau asas-asa yang perlu diketahui dalam situasi tertentu. Sifat karunia ini bukan intelektual, melainkan kemampuan yang diberikan Roh Kudus untuk mengucapkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu dengan tepat dan jelas. Tentunya hal ini juga berhubungan dengan belajar. Namun orang yang belajar belum tentu mampu mengucapkan pengetahuannya dengan tepat dan jelas. Hal ini merupakan karunia.

Yohannis Trisfant

Tidak ada komentar: