21 November, 2008

DOA YANG EFEKTIF

Mengapa doa asa dijawab oleh Tuhan?

 
 

Pendahuluan.

Doa asa dijawab bukan karena kalimat doa yang indah.

 
 

Sebuah doa yang dijawab tidaklah bergantung kepada kalimat yang indah yang mampu diucapkan oleh pendoa. Hal yang terpenting adalah iman dari pendoa.

Di Afrika, Seorang yang baru percaya kepada Tuhan Yesus, suatu hari dia pulang dari gereja. Di tengah hutan di bertemu dengan seekor singa yang hendak menerkamnya. Dia lsngsung ingat Tuhan Yesus dan berdoa. Tetapi saking paniknya, dia berdoa seperti ini: Singa tolonglah saya dari Tuhan Yesus, amin. Pada waktu dia membuka mata, singanya sudah pergi.

 
 

Kita tahu bahwa kalimatnya salah, tetapi hatinya bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Jadi sebuah doa efektif atau tdak, BUKAN BERGANTUNG kepada kata-kata yang banyak, kata-kata yang indah. Tuhan Yesus mengatakan :" Mat 6:7-8 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. (8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

 
 

Kalimat Doanya asa memang indah, tetapi bukan karena keindahan kata-katanya, doanya dijawab. Dalam 2 Taw 14:11 Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!"

 
 

Hal yang membuat dosa Asa di jawab oleh Tuhan adalah

 
 

  1. Janji Tuhan sendiri. Salomo pernah mengucapkan doa ketika penahbisan bait suci seperti ini:

    2Ch 6:34 Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuh-musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih ini dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu. Apakah jawaban Tuhan?

    2Ch 7:1 Setelah Salomo mengakhiri doanya, apipun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi rumah itu. Itu artinya bahwa Tuhan akan menjawab doa umatNya. Doa umatNya berdasarkan janji Tuhan.

     
     

    Doa Asa di jawab karena ada janji Tuhan terlebih dahulu. Tanpa adanya janji, firman Allah maka tidak akan ada doa yang dijawab. Janji-janji Allah digenapi dengan doa.Janji dan doa berjalan bersamaan. Janji-janji Allah ini ditujukan juga perorangan. Setiap kita dapat meminta agar janji itu digenapi. Doa kita terkadang tidak efektif karena kita tidak memabwa dan merenungkan firman Tuhan secara teratur. Kita tidak mengetahui akan janji Allah, sehingga bagaimana mungkin kita dapat meminta agar janji itu digenapi?

     
     

  2. Karena dia hidup baik dan benar di mata Tuhan

    Hal yang baik dan benar yang dilakukannya adalah asa berusaha untuk melakukan sebuah ibadah yang benar dihadapan Tuhan dengan cara menjauhkan Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala. 2Ch 14:3 Asa Menghancurkan penyembahan kepada dewa-dewa lain. Asa berusaha hidup menyenangkan hati Allah. Asa melakukan apa yang baik dan benar bukan menurut dia atau menurut orang lain, tetapi menurut Tuhan, yakni sesuai dengan firman Tuhan. Ia memakai kuasanya supaya rakyatnya Mematuhi hukum dan perintah Tuhan . Akibatnya, bukan hanya kerajaan aman dibawa pemerintahannya. Namun ketika ada masalah berat, dimana kerajaannya diserang oleh bangsa yang besar, dia mendapatkan pertolongan Tuhan.

     
     

    Doa didasarkan atas karakter. Bagaimana karakter kita, akan mempengaruhi doa kita. Karakter kita bukan hanya memberikan warna untuk doa-doa kita., tetapi merupakan inti dari doa kita. Kehidupan yang tidak kudus, akan menghasilkan doa yang buruk. Kita lemah dalam berdoa, karena hidup kita lemah. Kita tidak dapat berdoa lebih tinggi dari hidup rohani kita. Kita tidak akan dapat berbicara dengan intim , dengan kuat , dengan yakin kepada Allah, terkecuali kita hidup untuk dia dalam kesetiaan dan kebenaran. Doa tidak akan efektif, jika kita asing terhadap maksud dan kehendakNya. Firman Tuhan mengatakan Isa 58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah.

     
     

    Allah tidak mendengarkan Israel. Karena kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan. Nabis Yesaya berkata:" Isa 1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

     
     

    Disini jelas, bahwa tingkah laku yang tidak kudus, adalah penghalang dari kesuksesan kita berdoa. Jika kita ingin berdoa dengan efektif, maka kita harus meninggalkan dosa-dosa kita. Jadi kita tidak bisa memisahkan antara doa dan kelakukan kita sehari-hari. Rasul Yohanes mengatakan :"
    "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." 1 Yoh 3:22. Dan Yakobus mengatakan :" Jas 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

     
     

    Jadi karakter kita adalah sebuah kondisi yang dibutuhkan untuk untuk berdoa secara efektif. Kehidupan rohani yang buruk akan merusak doa. Doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kausanya.

     
     

     
     

  3. Dia bersandar kepada Tuhan (11).

     
     

    Asa mengatakan: kepadamulah kami bersandar (11). Bersandar berarti ketika asa berperang melawan Etiopia, dia mempercayakan dirinya kepada Tuhan, dia mengandalkan Tuhan dalam peperangan itu, bukan mengandalkan kekuatan pasukannya, karena pasukan Etiopia jauh lebih besar daripada pasukan yang dimilikinya. Pada saat Asa mengatakan kalimat ini, maka ini bukan hanya sekedar kalimat gombal atau, kalimat indah Asa, melainkan dia memang bersandar kepada Allah. Kelak, Nabi Hanani menegaskan kembali bahwa asa bersandar kepada Tuhan (2 taw 16: 8). Asa maju berperang di dalam nama Tuhan. Artinya, diaalam reputasi Tuhan, di dalam kemasyuran Tuhan yang sudah dikenal oleh Israel selama ini sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.

     
     

    Pada saat Asa sudah tidak lagi bersandar kepada Tuhan, asa mengalami kegagalan. Pertama, kegagalan dalam pemerintahannya. Kesempatannya mengalahkan raja Aram menjadi hilang, karena dia tidak bersandar kepada Tuhan. 2 taw 16:7. Kedua, ketika dia sakit dia tidak mencari pertolongan Tuhan, melainkan kepada tabib-tabib. 2 tahun kemudian dia mati, karena sakitnya semakin bertambah parah. (16:12,13).


     

    Kesimpulan

    Syarat dari doa yang di jawab bukanlah kalimat indah, panjang, bertele-tele.. Tetapi doa yang efektif dimiliki ketika kita memiliki sebuah kehidupan yang berkenan kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Bukan sesuatu yang nampak di luar yang penting, tetapi hati kita. Bukan keindahan kata-kata melainkan keindahan hati. Bukan keindahan jabatan, tetapi keindahan kehidupan rohani. Doa seorang hamba Tuhan, Penatua, Dkn, aktivis, tidak akan efektif, jika kehidupannya cemar. Sebaliknya, doa seorang jemaat yang sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan akan efektif, jika mereka memiliki kehidupan yang kudus dan bersandar kepada Tuhan.

    Ada sebuah kisah nyata mengenai doa yang memble

     
     

    Ini cerita orang BATAK

    "Si Bernard adalah anak sulung dari sebuah keluarga Batak. Dia bekerja di sebuah perusahaan yang maju pesat, dan karirnya pun sangat baik. Setiap bulan dia selalu mengirimkan uang buat orangtuanya, dan ini dilakukan secara teratur dan rutin. Jumlahnya selalu disesuaikan dengan besarnya gaji yang diterima. Kalau dia mendapat insentif, bonus dsb, bernard mengirimkan jumlah yang lebih besar. Dan setiap bulan dia selalu meminta agar orangtuanya berdoa untuk dia, agar dia selalu dalam pemeliharaan Tuhan.

     
     

    Hingga pada saat Indonesia diterpa krisis ekonomi 5 tahun lalu, perusahaan tempatnya bekerja mulai kelimpungan dan akhirnya harus ditutup. Bernard harus pensiun dini/PHK. Sebagai kompensasi, dia menerima uang pesangon cukup besar, jauh lebih besar dari yang diterima rutin setiap bulannya. Dan pada kondisi begini pun dia tidak lupa mengirimkan sebagian kepada orangtuanya, dan jumlahnya jauh lebih besar dari yang dikirimkannya setiap bulan. Dan dia juga menitipkan pesan seperti ini " Ayah, Ibu, Semoga hati kalian rela menerima kiriman ini. Jangan lupa mendoakan aku, karena saya sekarang sudah MEMBLE

     
     

    Orangtua si Bernard sangat senang mendapat kiriman yang sedemikian banyak. Dalam bayangan mereka,anaknya mendapat posisi yang lebih bagus dan gaji yang berlipat ganda. Tuhan mendengarkan doa mereka. Ini harus disyukuri. Dan mereka pun mengundang para tetangga dan kerabat dan mengadakan doa ucapan syukur. Majelis grj juga diundang. Dalam acara syukuran terebut tersebut, ortu si Bernard mengungkapkan "tema besar" acara adalah " "Mengucap syukur kepada Tuhan kita, karena anak kami si Bernard sudah memble. Doakanlah dia,agar semakin memble di masa yang akan datang". Dan demikanlah acara itu berlangsung, mengikuti tema besar yang ditentukan tuan rumah. Kalau saya yang kotbah, saya enggak tahu mau kotbah apa. Mereka berdoa dengan khusuk,terlebih orangtuanya, mengucap syukur atas si Bernard yang sudah memble saat ini.Dan agar Tuhan memberi berkat yang berkelimpahan, dan karunia agar si Bernard semakin memble.

     
     

    Demikian singkat cerita, si Bernard dapat penawaran bekerja pada posisi yang lebih baik di salah satu perusahaan besar asing yang tidak terkena dampak krisis. Dan dia dibayar jauh lebih besar dari yang diterimanya di perusahaan yang sebelumnya. Dia mengucap syukur dan berdoa sepenuh hati, atas berkat kasih Tuhan. Dan dengan hati berbunga-bunga dia pergi ke kantor pos, mengambil pos wesel dan menuliskan pesannya di sana "Ayah, Ibu!! terima kasih atas doanya.Terima kasih kepada Tuhan karena sudah didengarNya doa kita. Salam. Dari anakmu: Bernard". Dan dia menuliskan angka setengah dari gajinya untuk dikirimkan.

     
     

    Wesel pos tiba di kampung, di alamat orangtua Bernard. Orangtuanya sangat-sangat senang. Lebih senang lagi, setelah membaca pesan si Bernard, dan angka kiriman di wesel . "Terima kasih Tuhan, karena Engkau mendengar doa kami. Diberikan olehMu berkat kepada anak kami si Bernard. Sudah semakin memble dia."

     
     

    Dan tiba pada akhir tahun, Bernard pulang kampung menemui orangtuanya. Setelah melepas rindu,bongkar-bongkar oleh-oleh untuk semua, ibunya bertanya." Ceritakanlah anakku, apakah kerja dan pangkatmu sekarang nak,karena kirimanmu kepada ayah ibu sungguh besar. Kami sangat bahagia, Tuhan telah mendengar doa kami,bahwa kamu semakin memble dan diberkati Tuhan. Si Bernard mula-mula terdiam, agak kaget, setengah tidak mengerti. Kok orangtua saya mendoakan saya agar semakin memble???? Setelah diingat-ingat, dia tidak dapat menahan senyumnya. Dan sambil tertawa kecil dia menceritakan tempat bekerjanya sekarang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Dia tidak mengungkapkan mengenai hal PHK dan pesangon yang dia terima. Dan tidak lupa dia mengucapkan terimakasih atas doa orangtuanya. Dan dalam kesendiriannya, dia merenungkan semua kejadian itu.

     
     

    Orangtuanya mendoakan dia agar semakin memble, pada saat dia memble betulan setelah di PHK. Sementara dia berdoa agar Tuhan menunjukkan kasihnya berupa tempat pekerjaan baru baginya. Dan dia mendapat tempat kerja dan posisi yang lebih bagus, dan dia tidak memble lagi.

     
     

    Setelah sekian lama merenung, dia mengerti bahwa Tuhan bekerja dengan caranya sendiri. Tuhan lebih mendengar doa yang keluar dengan bahasa iman, lebih dari bahasa mulut. Dan dia bangkit dari tempat duduknya, melipat tangan dan berdoa atas berkat Tuhan yang berkelimpahan, dan atas orangtua yang selalu berdoa untuknya.


     


     

    Salam: Yohannis Trisfant, MTh.