10 Juni, 2008

KARUNIA ROH DAN ORANG YANG ROHANI1 KORINTUS 12-14


 

Garis Besar I Korintus 12-14


 

Mengapa Paulus menuliskan tema mengenai karunia roh dan orang yang rohani ini dalam 1 Korintus 12-14? Jika kita melihat dari 1 Korintus 12 saja, maka kita bisa berpikir bahwa jemaat Korintus ini menanyakan mengenai karunia roh dan dalam pasal 12 , Paulus menjawab pertanyaannya. Namun jika kita melihat dari pasal 14, maka kelihatannya, Paulus bukan sedang menjawab pertanyaan dalam arti memberikan informasi, melainkan sedang memberikan koreksi atas kesalahan pahaman jemaat mengenai karunia roh. Masalah yang pasti sedang dihadapi oleh jemaat Korintus adalah penyimpangan mengenai karunia bahasa lidah. Hal ini nampak dalam pola surat Paulus dalam pasal 12-14. Polanya adalah A-B-A. Paulus memulai di pasal 12 dengan karunia rohani secara umum (A), kemudian Paulus menyisipkan sebuah selingan teologi di pasal 13 (B), dan akhirnya kembali di pasal 14, Paulus membahas secara lebih spesifik karunia bahasa lidah (A).


 

Karena, puncak dari argument Paulus terdapat di dalam pasal 14, maka kita akan memulai analisa kita dari pasal 14. Argumen Paulus ini terbagi atas dua bagian:

    Pertama, 14:1-25, Paulus mengkotraskan antara bahasa roh (bahasa yang tidak dapat dimengerti) dengan karunia untuk bernubuat (bahasa yang dapat dimengerti). Paulus menegaskan bahwa bahasa yang dapat dimengerti mutlak diperlukan dalam pertemuan jemaat, baik itu untuk kepentingan jemaat (1-19), karena bahasa yang dapat dimengerti dapat membangun kerohanian mereka maupun untuk kepentingan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus (20-25), karena hanya dengan bahasa yang dapat dimengertilah yang dapat memimpin kepada pertobatan.

    Kedua, 14:26-40, Paulus memberikan beberapa arahan khusus, dimulai dengan bahasa lidah. Paulus menekankan mutlak adanya aturan dalam pertemuan jemaat.


 


 

Dua hal yang berhubungan muncul dari argument ini. Pertama, adalah masalah ibadah bersama (14: 18-19,23,26) dan kedua adalah koreksi terhadap penyalahgunaan bahasa lidah dalam jemaat (14:12,23,33,40).


 

Karena ini merupakan fokus dari pasal 14, maka masuk di akal jika kita menganggap bahwa argument dalam pasal 12 dan 13 akan memimpin kepada koreksi-koreksi dalam pasal 14 ini.


 

Oleh karena itu, garis besar 1 Koritus 12 adalah:

    1 Korintus 12:1-13 Paulus mengemukakan mengenai orang yang memiliki Roh Kudus dan yang tidak memiliki Roh.

    Selanjutnya dalam ayat 4-11, Paulus menekankan perlunya bermacam-macam karunia dan pernyataannya di dalam kesatuan Roh ini

    Ayat 12-26, Paulus menggambarkan bermacam-macam karunia roh ini dan kesatuannya melalui analogi tubuh manusia.

    Kesimpulan 1 Korintus 12 terdapat dalam ayat 27-30.


 

Perlu untuk dicatat bahwa di dalam tiga pasal ini, hanya karunia bahasa roh yang terus muncul dalam daftar karunia. Dalam pasal 12, bahasa roh ini merupakan konklusi dalam setiap daftar yang ada. Perhatikan daftar dalam I Kor 12:7-10 dan I Kor 12: 27-30. Bahasa roh kembali muncul dalam I Kor 13:1 dan 14:6. Bahasa roh ini kembali dimunculkan oleh Paulus dalam permulaan pasal 13 dan 14, karena inilah merupakan problemnya.


 

Dalam I Korintus 13, Paulus mengungkapkan masalah yang dihadapi oleh jemaat Korintus. Keinginan yang besar dari jemaat Korintus terhadap bahasa roh membuat mereka gagal untuk mengasihi satu sama lain. Kasih bukanlah lawan dari bahasa lidah, tetapi sebagai suatu unsur yang perlu dalam mengekspresikan karunia-karunia roh.

Yohannis Trisfant

Tidak ada komentar: